Kamis, 19 Maret 2020

SIMULASI PERMODELAN - Sistem Industri Manufaktur






Simulasi diartikan sebagai teknik menirukan atau memperagakan kegiatan berbagai macam proses atau fasilitas yang ada di dunia nyata. Untuk menyaksikan sistem simulasi bekerja maka dibuat asumsi yang dimana biasanya berbentuk hubungan logika dengan perhitungan matematik yang kemudian membentuk model untuk digunakan dalam mendapat sebuah pemahaman tindakan hubungan dari sistem. Dalam suatu simulasi dibutuhkan sebuah wadah untuk mengerakkan model numerikal, dan pemantuaan data untuk mengestimasi karakteristik yang benar serta diharapkan pada sebuh model yang dicoba. Dalam menggerakkan dan menguji simulasi yang ada, maka dibutuhkan sebuah sistem pemikiran yang berfungsi sebagai pengujian kebenaran ilmiah maupun praktik di dalam penelitian. Dalam sistem pemikiran ini dibutuhkan alternatif pemecahan masalah yang dimana seluruh scenario akan pengujian akan tinggi validitasnya apabila dilakukan dengan sistem yang dinamis.

Pengelolaan sumber daya selalu dihadapkan pada suatu sistem yang cukup kompleks. Kompleksitas itu terjadi, baik dari sistem sumber daya alam sendiri maupun interaksi antara sistem sumber daya alam dengan aspek manusia. Oleh karena itu permasalahan pengelolaan sumber daya alam maupun manusia masih dirasakan relatif kompleks, dan salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan optimalisasi adalah dengan menggunakan pemodelan dan simulasi sistem yang mana simulasi sistem yang digunakan adalah simulasi hybrid. Simulasi hybrid adalah kombinasi dari simulasi dinamik dan simulasi diskrit. Proses pengolahan dan pengawetan produk merupakan salah satu bagian penting dari industri manufaktur. Tanpa adanya proses tersebut, peningkatan produksi menjadi sia-sia, karena tidak semua produk dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan baik. Pada era bisnis dan teknologi yang semakin berkembang ini, jenis-jenis atau variasi industri semakin banyak dijumpai. Industri tekstil,elektronika, emas dan lain-lain mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Industri makanan dan minuman juga tidak lepas dari arus perkembangan ini. Industri makanan dan minuman menjadi 10 besar peran komoditi tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 5,25% dan menjadi cabang industri non migas kedua yang memiliki pertumbuhan terbaik sebesar 7,54%. Oleh sebab itu, industri makanan dan minuman menjadi titik vital industri non migas di Indonesia.

Manajemen produksi adalah salah satu inti proses bisnis dari Industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman mayoritas menciptakan banyak dan berbagai macam produk tergantung dari kebutuhan target konsumen. Dengan berbagai kebutuhan pasar dan perencanaan produksi makanan dan minuman yang sangat kompleks sangat dibutuhkan manajemen produksi. Tujuan utama dari manajemen produksi adalah untuk memproduksi dengan kualitas yang tepat dan kuantitas yang benar di saat yang tepat dan biaya yang sesuai. Dengan melakukan manajemen produksi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses produksi dalam manajemen waktu dan minimalisasi biaya. Dalam hal ini dibutukan sistem dinamik yang merupakan metode untuk mempelajari, memahami dan memodelkan kebijakan publik dan privat, membantu meningkatkan pengambil keputusan. Sistem dinamik menggunakan model simulasi untuk memahami dinamika perilaku sistem yang kompleks dan mendesain kebijakan yang lebih efektif. Selain itu diperlukan pula sistem diskrit yang merupakan simulasi sistem dengan perubahan waktu yang terpisah, seperti dalam sistem manufaktur dimana bagian datang dan keluar di waktu yang spesifik, mesin mati dan hidup lagi di waktu yang spesifik, dan istirahat kerja bagi pekerja. Pemodelan simulasi sistem diskrit biasanya disebut jua dengan model simulasi sistem kejadian-diskrit. Variabel waktu dan keadaan merupakan dua variabel penting yang digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik model simulasi.

Dalam hal ini tahap analis permasalahan menjadi perlu pula untuk melakukan analisis yang ada dalam proses produksi. Keluaran dari tahap ini adalah model proses yang terjadi dan dimodelkan dengan simulasi dinamis. Setelah itu muncul tahap pemodelan dengan menggambarkan model yang diinginkan dalam penelitian. Dalam proses pemodelan menggunakan simulasi dinamis dibantu dengan aplikasi yang membantu proses pemodelan yang diinginkan. Keluaran dari tahap ini adalah sistem produksi itu sendiri.






ttd
Muhammad Yusril

Tidak ada komentar:

Posting Komentar